Archive for KARAKTERISTIK KELUARGA TELADAN

KARAKTERISTIK KELUARGA TELADAN

KARAKTERISTIK KELUARGA TELADAN

Rumah tangga teladan merupakan dambaan setiap insan, baik bagi mereka yang belum memasuki jenjang tersebut maupun bagi yang tengah menapakinya. Mendirikan rumah tangga teladan bukanlah pekerjaan yang ringan, karena di dalamnya diperlukan jihad yang besar, tadhiyah (pengorbanan) yang tinggi, saling tafahum (memahami) antara suami istri, dan sikap ikhlas dalam menerima kelemahan masing-masing. Oleh karena itu untuk mendirikan rumah tangga teladan diperlukan pribadi-pribadi tangguh dan kokoh, agar mampu menahan badai dan ombak yang menerpa biduk rumah tangga.

Allah telah memperlihatkan tipe rumah tangga teladan lewat utusan-Nya Rasulullah SAW. Sebagai umatnya kita diwajibkan untuk beruswah (mengambil contoh) kepada beliau dalam segala hal, termasuk rumah tangga. Hal ini sebagaimana telah diperintahkan Allah dalam kitab-Nya yang mulia “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah, suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah dan hari kiamat. Dan dia banyak menyebut nama Allah” (QS. 33: 21).

Rasulullah membina rumah tangganya berlandaskan taqwa, dan taat sepenuhnya kepada wahyu. Suatu ketika para istri Rasul mengadakan ‘aksi’ untuk meminta kenaikan uang ‘belanja’. Menghadapi ulah istrinya itu Rasul mendiamkan mereka selama sebulan penuh sambil menunggu wahyu Allah. Akhirnya wahyu Allah pun datang, “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu: “Jika kamu sekalian menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut’ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki keridhoan Allah dan Rasul-Nya serta kesenangan kampung akhirat, maka Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala yang besar”. (QS. 33: 28-29).

Setelah selesai menerima wahyu, Rasulullah menjumpai para istrinya untuk mengabarkan firman Allah tersebut. Dan ternyata para istri beliau kemudian lebih memilih Allah dan Rasul-Nya daripada perhiasan dunia.

Jelaslah karakteristik pertama rumah tangga teladan adalah rumah tangga yang didirikan berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah. Dengan kata lain, penyelesaian segala persoalan dikembalikan pada Al-Qur’an dan hadits.

Dalam hal ini Allah berfirman, “Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikan pada Allah dan Rasul-Nya “. (QS. 4: 59).

Karakteristik kedua yakni, rumah tangga yang senantiasa bersih, dan terbebas dari serangga dan sampah. Rasulullah bersabda, “Jangan kamu meniru orang Yahudi, mereka itu meletakkan sampah di halaman rumah “. Dalam hadits lain Rasul pun bersabda bahwa “Kebersihan itu sebagian daripada iman”. Adapun hadits yang menunjukkan bahwa rumah tangga seorang muslim harus terbebas dari serangga yakni, “Barangsiapa membunuh cecak dengan sekali pukul maka ditulis baginya seratus kebaikan. Bila dengan dua kali pukul ditulis baginya kurang dari itu dan bila dengan tiga kali pukul terjadilah pengurangan lagi”. (HR. Muslim dari Abu Hurairah)

Karakteristik yang ketiga; Rumah tangga yang berdiri di atas pondasi kuat berupa ketenangan, cinta dan kasih sayang. Jauh dari segala keributan dan kebisingan. Allah berfirman: “Dan pelankan suaramu, sesungguhnya seburuk-buruknya suara adalah suara keledai” (QS. 31: 19). Rumah tangga yang didirikan atas dasar cinta dan kasih sayang merupakan batu pertama bagi tegaknya masyarakat yang juga dilandasi oleh cinta dan kasih sayang. Hal ini disebabkan karena masyarakat tidak lain merupakan kumpulan dari keluarga. Apabila kita dapat mendirikan keluarga yang saling mencintai dan menyayangi, maka otomatis masyarakat yang saling cinta mencintaipun akan terwujud pula. Allah berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 21, “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Allah menciptakan untukmu istri-istrimu dari jenismu sendiri supaya kamu merasa cenderung dan tenteram kepadanya. Dan dijadikannya diantaramu rasa kasih dan sayang … ”

Karakteristik keempat: Rumah yang ideal harus mampu memberikan tempat tidur sendiri bagi anak-anaknya. Pemisahan tempat tidur ini berdasarkan hadits “Suruhlah anakmu sholat pada saat berumur tujuh tahun, dan pukullah bila mereka enggan melakukannya saat sudah berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka”. (HR.Abu Daud).

Rumah tangga yang baik manakala anggota-anggotanya saling bekerjasama dalam masing-masing melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kemampuannya. Rasulullah telah memberi contoh bagaimana beliau membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga para istrinya. Berkata A’isyah “Rasulullah selalu membantu istrinya. Apabila tiba waktu sholat, beliau pergi untuk menunaikan sholat”. (HR.Bukhari dan Tirmidzi). Banyak pekerjaan rumah tangga yang sering beliau kerjakan, seperti memperbaiki sandal, memerah susu, mempersiapkan segala keperluan pribadi, mengasuh anak dan sebagainya. Apabila Rasulullah saja sebagai pemimpin besar umat mau membantu para istrinya, apalagi bagi para laki-laki yang kedudukannya lebih rendah dari beliau, tentu harus lebih “mau” dalam membantu para istrinya.

Karakteristik yang terakhir adalah jauh dari sikap boros (sederhana), dalam hal makanan, minuman, pakaian dan perabot rumah tangga. Sikap sederhana ini akan menghindarkan kita dari ‘pemubadziran’. Allah befirman: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. 7:31)

Wallahu a’lam bishshowwab

Leave a comment »